Memiliki beragam koleksi pakaian dari serat wool? Ketahui bahwa serat wool, dasar bahan pakaian dan tekstil, hadir dalam variasi kualitas. Ingin tahu lebih banyak? Simak pembahasan selengkapnya di sini.
Definisi Serat Wool
Wool adalah bahan tekstil yang dihasilkan dari bulu domba, kambing, ilama, unta, dan alpaca. Variasi tampilan serat wool tergantung pada sumbernya, mulai dari yang halus hingga kasar.
- Serat dari binatang yang lebih halus dan memberikan kehangatan biasanya memiliki jumlah sisik yang lebih banyak dan kehalusan yang lebih tinggi.
- Serat dari hewan yang memiliki struktur lebih tebal dan kurang insulasi umumnya memiliki sisik yang lebih sedikit dan teksturnya lebih kasar.
Secara khusus, serat wool berasal dari domba Merino yang bermula dari perkawinan silang domba Tarantin Spanyol dan Laodisia Asia Kecil pada tahun 1400. Panjang serat wool dari domba Merino berkisar 2,5-35 cm dengan ketebalan 10-70 mikron, memengaruhi kekuatan, kilau, keriting, dan warna.
Kualitas serat wool dapat diidentifikasi dari kilau dan teksturnya, di mana serat berkualitas tinggi cenderung tampak lebih kusam daripada serat berkualitas rendah. Beberapa sifat yang paling mencolok dari serat wool meliputi:
- Reusable dan Biodegradable: Serat wool, sebagai serat hewan alami, tidak hanya dapat digunakan kembali (reusable) tetapi juga dapat terurai secara alami (biodegradable).
- Protein Pelindung Kulit: Terdiri dari protein yang membentuk lapisan pelindung luar kulit manusia.
- Tampilan Berkerut dan Elastis: Serat wool memiliki penampilan yang berkerut dan sifat elastis yang menonjol.
- Kemampuan Meregang: Mampu meregang hingga 50% saat basah dan 30% saat kering.
- Absorpsi Uap Air dan Anti-Kusut: Mampu menyerap uap air dengan baik dan cenderung tidak mudah kusut.
- Tingkat Kebakaran Rendah: Tingkat penyebaran api, pelepasan panas, dan panas pembakaran lebih rendah.
- Anti-Listrik Statis: Tahan terhadap listrik statis.
- Higroskopis dan Kenyamanan: Bersifat higroskopis, mampu menyerap molekul air dengan baik, sehingga rongga kainnya sangat nyaman.
Macam-Macam Serat Wool
Ketika kita membahas tentang serat wool, kita dapat mengklasifikasikannya berdasarkan tingkat kehalusan menjadi tiga kategori utama: serat wool halus, sedang, dan kasar.
1. Wool Halus
Wool yang halus umumnya memiliki kelembutan, kekuatan, dan elastisitas, ideal untuk pembuatan benang berkualitas tinggi. Di antaranya adalah Merino Spanyol, Merino Jerman, Merino Prancis, Merino Australia, Merino Afrika Selatan, Merino Amerika Serikat, dan Merino Amerika Selatan.
a. Merino Spanyol
Domba Merino Spanyol, yang awalnya menghasilkan wool merino halus, mengalami penurunan kualitas selama 150 tahun terakhir dan kini tidak lagi menghasilkan wool berkualitas tinggi.
b. Merino Jerman (Saxony)
Domba merino pertama kali diekspor ke Saxony pada tahun 1765. Meski ukurannya tidak sebesar merino Spanyol, Jerman berhasil mengembangkan varietas dengan wool paling halus.
c. Merino Prancis (Rambouillet)
Domba merino diperkenalkan di Prancis dari Spanyol pada 1786, ditenak di Rambouillet sebagai peternakan percobaan. Meski awalnya untuk daging, kini menghasilkan wool berkualitas tinggi.
d. Merino Australia
Merino Spanyol tiba di Australia pada 1797. Melalui penyilangan dan pemilihan, 80% domba Australia adalah merino dengan tubuh lebih besar dan bulu tiga kali lebih berat.
e. Merino Afrika Selatan
Pertanian merino dimulai di Afrika Selatan pada 1724, lebih digiatkan setelah dikuasai Inggris. Saat ini, merino Afrika Selatan menghasilkan wool berkualitas tertinggi.
f. Merino Amerika Serikat
Domba merino diimpor hampir bersamaan dengan Australia. Jenis yang sukses di Amerika Serikat adalah Rambouillet, dan dari sini dikembangkan Delanie, menjadi penghasil wool terbaik di Amerika Serikat.
g. Merino Amerika Selatan
Mutu domba Amerika Selatan diperbaiki pada abad ke-18 dengan mengimpor merino Australia, meskipun hanya 15% dari total populasi merino di Amerika Selatan.
2. Wool Sedang
Saat ini, mayoritas wool diproduksi oleh domba Inggris. Wool kategori sedang, dibandingkan dengan jenis sebelumnya, memiliki ciri lebih kasar, panjang lebih pendek, dan kilauan yang lebih menonjol.
a. Wool Luster
Wool luster, diperoleh dari domba seperti Lincoln, Leicester Border Leicester, Cheviot, dan Romney Marsh, memiliki serat panjang, kuat, dan berkilau. Cocok untuk dipintal menjadi benang no Ne3 38-48, memberikan kualitas unggul pada tekstil.
b. Wool Down
Wool down berasal dari domba seperti Southdown, Shropshire, Suffolk, Dorset Horn, dan Hampshire, dengan serat lebih pendek, halus, dan kurang berkilau dibandingkan wool luster. Cocok untuk benang no Ne3 48-56, ideal untuk kain kalus, rajut, atau selimut.
c. Mountain Breede
Mountain breede, diperoleh dari domba Scottish Blackface dan Welsh Mountain, memiliki serat panjang, kasar, cocok untuk benang no Ne3 28-40, dan umumnya digunakan untuk pembuatan permadani.
3. Wool Kasar
Wool kasar, berasal dari domba primitif di Asia seperti domba berekor gemuk. Varian warna dari putih hingga hitam, dengan rambut panjang di luar dan wool halus di dalam. Selain itu, wool dibedakan berdasarkan cara perolehannya, melalui mencukur (fleece wool) atau mencabut (pulled wool).
a. Wool Cukur
Wool cukur, atau dikenal sebagai fleece wool, adalah wool yang berasal dari proses pencukuran domba secara musiman, biasanya dilakukan pada awal musim semi. Pencukuran ini dapat menggunakan alat tangan atau mesin, dengan fokus utama pada bagian belakang dekat kepala, tergantung pada jenis domba dan kondisi peternakannya.
b. Wool Cabut
Wool cabut adalah jenis serat wool yang diperoleh dari pencabutan bulu kulit domba setelah penyembelihan. Proses industri melibatkan pengambilan daging dan bulu domba, dengan pemisahan bulu menggunakan teknik pencabutan yang dapat dijelaskan secara sederhana.
- Wool direndam dalam air selama 3 hari untuk membersihkan.
- Kotoran padat dihilangkan secara mekanis dengan mesin yang menggerakkan kulit domba pada rol-rol berputar, disemprotkan air untuk melonggarkan kotoran.
- Akar kulit domba dilunakan dengan menggantungnya selama 4-8 hari pada suhu kelembaban yang diatur atau dengan menggunakan larutan Natrium Sulfida dan kapur.
- Pencabutan dilakukan secara manual atau dengan bantuan pisau.
- Pemasakan wool dilakukan mirip dengan wool mentah untuk menghasilkan produk berkualitas.
Struktur Serat Wool
Berdasarkan komposisi mikroskopisnya, serat wool menunjukkan kemiripan dengan rambut manusia, memiliki sisik yang menghadap ke atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur serat wool, yang sering digunakan sebagai bahan tekstil, sangat kompleks dibandingkan dengan serat tekstil lainnya. Dari segi struktur fisik, serat wool umumnya terdiri dari:
- Kutikula: Lapisan paling luar serat wool, terdiri dari sisik-sisik tanduk pipih yang saling bertumpukan seperti genting. Ujung sisik menunjuk ke ujung serat, membentuk struktur perlindungan.
- Cortex: Bagian lebih dalam, terbentuk dari bercah-bercah berbentuk jarum kecil yang disebut sel kortikel. Menyusun sekitar 90% dari keseluruhan serat wool, memberikan kekuatan dan struktur.
- Medula: Beberapa wol yang kasar memiliki medula, yakni saluran kosong atau terisi dengan susunan sel seperti rumah lebah. Menambah tekstur dan karakteristik tertentu pada serat wool yang kasar.
Dari perspektif analisis kimia yang berbeda, komposisi serat wool meliputi 50% karbon, 8% hidrogen, 16,5% nitrogen, 3,5% sulfur, dan 22% oksigen.
Sifat Fisika dan Kimia Serat Wool
Berkat struktur uniknya, serat wool memiliki sifat khusus yang mungkin tidak dimiliki oleh jenis kain lainnya.
1. Sifat Fisika Serat Wool
Wool memiliki konduktivitas panas yang rendah. Keberadaan udara di antara serat pada benang atau kain menjadi faktor utama penyebab kenyamanan dan kehangatan yang diberikan oleh wool.
- Kekuatan dan Lentur: Serat wool sangat fleksibel dan tahan patah, bahkan saat dibengkokkan hingga 20.000 kali.
- Elastisitas dan Peregangan: Wool dapat meregang sekitar 50% saat basah dan 30% saat kering. Kekuatan kering berkisar 1,2-1,7 gram/denier dengan mulur 30-40%, sedangkan kekuatan basah 0,8-1,4 gram/denier dengan mulur 50-70%.
- Elastisitas dan Kilau: Sangat elastis dan memiliki sifat menggumpal (felting).
- Kilau serat wool bervariasi tergantung pada susunan, ukuran, dan gelombang serat.
- Absorpsi Air dan Uap: Tidak cepat menyerap air, tetapi menyerap uap air dari tubuh atau udara tanpa terasa basah.
- Daya Tahan dan Peregangan: Meskipun lemah, kain wool awet karena daya mulurnya yang besar dan tahan terhadap gesekan. Kekuatan kain berkisar 1,2-1,27 gram per denier.
- Peregangan Bergantung pada Kelembaban: Peregangan serat wool tergantung pada kadar kelembaban dan kecepatan tarik, dengan peregangan yang lebih besar pada tarikan yang lebih lambat.
- Tahan Api dan Sifat Menahan Panas: Kain wool cenderung tahan api dan memiliki sifat baik dalam menahan panas.
2. Sifat Kimia Serat Wool
- Pengembangan Serat Wool: Saat terendam dalam air dingin atau hangat, serat wool dapat menggelembung hingga 10%, menunjukkan respons terhadap suhu.
- Sifat Amfoten Serat Wool: Serat wool bersifat amfoten, mampu bereaksi dengan asam dan basa, memberikan fleksibilitas dalam interaksi kimia.
- Tahan Terhadap Asam: Serat wool umumnya tahan terhadap asam, kecuali asam pekat yang panas, yang berpotensi menyebabkan kerusakan.
- Kerentanan Terhadap Logam Alkali: Rentan terhadap kerusakan jika terpapar logam alkali, terutama dalam larutan NaOH 5% yang mendidih, di mana serat wool dapat larut.
- Rusak oleh Oksidator: Oksidator seperti kaporit dapat merusak serat wool dengan memutus ikatan sistina atau ikatan disulfida.
- Tahan Terhadap Serangan Mikroba: Meskipun relatif tahan terhadap jamur dan bakteri, serat wool mudah diserang oleh serangga ngengat pemakan serat.
- Kerentanan Terhadap Zat Kimia: Wool mudah rusak oleh jamur dan serangga jika terpapar alkali dan zat kimia lainnya. Dalam larutan NaOH yang panas, wool akan larut.
Berbagai karakteristik fisik dan kimia membuat serat wool ideal untuk produksi kain melalui penenunan atau perajutan. Penggunaannya tidak hanya terbatas pada pakaian, tetapi juga dapat diterapkan dalam produk rumah tangga dan industri.
Kombinasi Serat
Menciptakan kain berkualitas tinggi dengan harga terjangkau dapat melibatkan serat wool yang dikombinasikan dengan berbagai jenis serat lainnya. Untuk memahami karakteristik kain wool campuran, mari simak penjelasan berikut.
1. Wool dengan Kapas
Wool terkenal karena kehangatannya, ketahanan terhadap kusut, dan daya tahan lama. Ketika dipadukan dengan katun, menciptakan kain wool dengan daya serap tinggi, kenyamanan, dan ketahanan yang optimal.
2. Wool dengan Linen
Sebagai komponen utama dalam produk tekstil, serat linen memiliki kekuatan independen sebagai bahan kain. Namun, ketika serat ini dipadukan dengan serat lain, menciptakan hasil yang lebih kokoh dan superior.
3. Wool dengan Sutra
Gabungan wool dan sutra menghasilkan kain dengan kilau lembut, ringan, tahan lama, dan minim kerutan. Kelebihan lainnya adalah kemampuan kain ini untuk jatuh dengan lebih baik.
4. Wool dengan Tiasetat
Triasetat memiliki sifat tidak mudah kusut dan mudah dibentuk. Ketika dipadukan dengan wool, keduanya menciptakan kain yang tetap hangat, meski tidak setepat kain wool murni.
5. Wool dengan Nilon
Gabungan wool dan nilon menciptakan kain ringan, kokoh, hangat, dan elastis. Sifat-sifat ini menyatu dalam material yang istimewa dan multifungsi.
6. Wool dengan Polyester
Gabungan wool lembut dengan polyester kuat menciptakan kain anti kusut. Lipatan tidak meninggalkan bekas, memberikan hasil yang rapi dan jatuh kain yang lebih baik.
7. Wool dengan Orlon Akrilik
Gabungan 40% wool dan 60% orlon akrilik menghasilkan kain kuat yang mudah kembali ke bentuk semula setelah dilipat, meskipun rentan terhadap kerutan.
8. Wool dengan Zefron Akrilik
Campuran 50% wool dan 50% zefron akrilik menghasilkan kain berkualitas tinggi. Tidak hanya tahan kusut dan bebas menyusut, tetapi juga memberikan kehangatan, kenyamanan, dan daya tahan yang luar biasa.
Berikut adalah ringkasan informatif mengenai jenis, struktur, dan sifat-sifat serat wool. Jika Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi penting tentang karakteristik, sifat, dan manfaat berbagai jenis bahan kain, silakan terus ikuti artikel-artikel kami.